Rabu, 26 Agustus 2009

STATISTISI PROFESIONAL

STATISTISI PROFESIONAL
Seorang statistisi idealnya memiliki minat, perhatian dan kepekaan yang mendalam terhadap perancangan pengumpulan data, penganalisisan data dan penafsiran data dalam cara sejauh mungkin yang terbaik. Seorang statistisi ideal harus komunikatif. Mampu menjadi pendengar, pembicara dan penulis yang baik. Lebih rincinya, seorang statistisi profesional harus mampu (Chatfield, 1988):
Ø memahami suatu masalah dalam suatu bidang ilmu bukan-statistika dalam ‘bahasa’ bidang ilmu tersebut dan kemudian merumuskan masalah nyata tersebut ke dalam ‘bahasa statistika’;
Ø memberikan nasihat mengenai perancangan pengumpulan data yang efisien;
Ø memberikan nasihat atau melakukan analisis data yang efektif, sesuai pernyataan masalah atau hipotesis penelitian mengenai masalah yang dihadapi dan menambang sejumlah maksimum keterangan yang terberikan oleh data;
Ø menafsirkan hasil analisis data, yaitu ringkasan-ringkasan data, menerjemahkan tafsiran statistis ke dalam ‘bahasa’ bidang
ilmu klien dan mengkomunikasikannya;
Ø selalu mengikuti perkembangan mutakhir ilmu statistika dan penerapannya;
Ø jika mungkin memberikan sumbangan terhadap kemajuan statistika.
Mutu hasil yang terbuahkan dari komunikasi antara pengguna statistika dan statistisi tidak hanya ditentukan oleh mutu seorang statistisi tetapi juga dari klien. Dalam komunikasi yang baik jangan sampai terjadi subordinasi. Kedua belah pihak harus bersikap terbuka untuk informasi yang berhubungan masalah yang dikonsultasikan.
Ada pandangan atau slogan bahwa:
“Statistisi (harus) mengetahui serba sedikit tentang yang banyak sedangkan klien (harus) banyak mengetahui tentang yang sedikit”
Dalam kedudukan sebagai anggota komisi penasihat untuk bimbingan skripsi, tesis atau disertasi guna mendapatkan gelar tingkat sarjana atau pasca-sarjana dalam suatu bidang ilmu bukan statistika mungkin seorang statisisi memikul beban lebih berat daripada pembimbing dari cabang-cabang ilmu yang mendasari penelitian seorang mahasiswa. Hal ini jarang disadari oleh mahasiswa bahkan mungkin oleh pembimbing lainnya.
Situasi serupa juga dihadapi oleh seorang statistisi yang mengasuh kelas-kelas pelayanan untuk suatu matakuliah statistika. Pengajar statistika idealnya dapat mengajarkan konsep-konsep dan teknik-teknik statistika melalui acara-acara kuliah dan praktika berlandas projek dalam bidang ilmu program studi para mahasiswanya. Ini dimaksudkan agar statistika yang diajarkan itu berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan bidang minat profesional mahasiswa sendiri.
Sebaliknya, pengajar bidang ilmu bukan statistika atau pengguna statistika dituntut untuk benar-benar mengetahui spesifikasi teknik statistika yang dipilih untuk digunakan. Yaitu yang mempertelakan kuasanya, berikut anggapan-anggapan yang mendasarinya dan sekaligus menunjukkan keterbatasannya. Hal ini perlu diketahui agar pengguna terhindar dari berbuat “misuse” atau “abuse”, yaitu menggunakan suatu teknik statistika secara keliru, melampaui hak, kapasitas atau kemampuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar