Rabu, 26 Agustus 2009

PERSTATISTIKAN

STATISTIK, STATISTIKA DAN PERSTATISTIKAN
Setiap pengamatan (observation) berhadapan dengan dua hal yang tak-terpisahkan:
* objek yang diamati
* untuk peubah (variable) apa pengamatan terhadap objek dilakukan
Pengamatan-pengamatan dilakukan terhadap satuan-satuan pengamatan (observation units) dari bentuk-bentuk (shapes) atau ukuran-ukuran (sizes) tertentu. Bentuk-bentuk atau ukuran-ukurannya mungkin berbeda-beda (heterogen) atau serupa (homogen).
Suatu pengamatan untuk suatu peubah pengamatan mungkin memiliki suatu satuan ukur (measurement unit) atau tidak memiliki satuan ukur.
Statistik
Sembarang unsur dari suatu gugus data atau informasi mengenai sejumlah objek pengamatan dinamakan sebagai statistik. Sembarang ringkasan data seperti rataan (mean), median dan simpangan baku (standard deviation) yang didapat dari suatu contoh (sample) juga disebut sebagai statistik. Penduga (estimator) atau dugaan (estimate) bagi suatu parameter populasi data atau parameter dari suatu model populasi juga dinamakan sebagai suatu statistik.
Statistika
Statistika ialah suatu bidang ilmu, pengetahuan dan seni yang mempelajari seluk-beluk statistik. Termasuk mengenai sifat-sifatnya dan penerapannya ke dalam berbagai bidang ilmu-pengetahuan, teknologi, penelitian serta pengembangan dan kegiatan rutin sehari-hari.
Sejarah Perkembangan Statistika
Sebagai pengetahuan dan seni tentang statistik usia statistika dapat dianggap sudah cukup tua juga, yaitu sejalan dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Lukisan manusia purba didinding gua misalnya mengenai hewan-hewan buruan atau peliharaan dapat dipandang sebagai bukti bahwa mereka telah ‘berstatistik’. Tetapi umum telah disepakati bahwa tonggak kelahiran perstatistikan adalah dalam zaman menjelang kelahiran nabi Isa.
Konon kata “statistik” berasal atau pernah ada hubungannya dengan penyelenggaraan kehidupan bernegara (Inggeris: state; Belanda: staat). Pengumpulan keterangan pada mulanya dilakukan atas perintah raja suatu negara yang ingin mengetahui kekayaan negara (dan jajahannya) maupun warganya berupa hasil pertanian, hewan piaraan dan sebagainya.
Teladan tertua mengenai kegiatan pengumpulan data semacam itu dapat diambil dari zaman pemerintahan kaisar Augustus dari Kekaisaran Romawi. Kaisar membuat pernyataan bahwa seluruh penduduk dunia di bawah kekaisaran harus dikenakan pajak. Semua orang harus terdaftar di permukiman asalnya. Oleh karena itu, jika tidak demikian maka nabi Isa tidak dilahirkan di Bethlehem tetapi mungkin di Nazareth.
Peristiwa sejarah lain yang dapat dikemukakan adalah sewaktu William si Penakluk menyelenggarakan sensus penduduk dan kekayaan warga negara Kerajaan Inggeris Raya untuk keperluan penentuan pajak. Semua keterangan yang dikehendaki itu dicatat dalam “Domesday Book”.
Seni dan pengetahuan empiris tentang prosedur pengumpulan data untuk keperluan negara dan cara-cara penyajiannya dalam bentuk tabel atau graf agar lebih mudah untuk ditafsir dan disimpulkan yang didapat dari pengalaman selama berabad-abad itu menjadi cikal ilmu statistika mutakhir.
Sebagai suatu ilmu usia statistika tergolong masih muda. Yaitu dapat dikatakan bermula pada tahun-tahun peralihan dari abad XIX ke XX. Karl Pearson (1857 – 1936) dapat disebut sebagai salah seorang ‘bidan’ kelahiran pemikiran ilmu statistika dengan jurnal ilmiah Biometrika sebagai sarananya. Untuk bidang ilmu-ilmu hayat, pertanian dan ilmu kesehatan statistika induktif mulai berkembang dengan pesatnya setelah terbit buku Statistical Methods for Research Workers yang ditulis oleh R. A. Fisher (1890 – 1962) pada tahun 1925. R. A. Fisher (yang cara berpikirnya banyak dipengaruhi oleh aliran statistika yang dianut Karl Pearson) merupakan promotor penerapan prosedur statistika dalam bidang ilmu-ilmu hayat, genetika, pertanian dan ilmu pengobatan.
Selain R. A. Fisher beberapa ilmuwan lain yang turut memberikan sumbangan pemikiran penting sebagai landasan kokoh yang berguna dalam pengembangan statistika di antaranya ialah Jerzey Neyman dan E. S. Pearson. Dalam tahun 1936 dan 1938 mereka mengemukakan teori mengenai pengujian hipotesis yang menjadi landasan bagi kajian-kajian statistika selanjutnya.
Selama Perang Dunia II seorang statistisi bernama Abraham Wald (1920 – 1950) melansir pemikiran-pemikiran statistika yang pernah menjadi rahasia perang bala tentara sekutu. Hasil pemikirannya itu kemudian diterbitkan dalam dua buah buku, yaitu Sequential Analysis dan Statistical Decision Function.
Sehubungan dengan itu perlu juga disebut L. J. Savage dengan bukunya Foundations of Statistics. Dari pemikiran ini kemudian berkembang suatu cabang Statistika Induktif yang dinamakan sebagai “Statistika Subjektif”. Jika tadinya semua penarikan simpulan statistis dilakukan bebas dari pandangan pribadi penyidik masalah, maka dalam statistika subjektif penarikan simpulan dilakukan dengan memasukkan pandangan pribadi penyidik masalah sebagai salah satu faktor penentu. Perkembangan statistika ini terutama sangat pesat dalam kegiatan-kegiatan yang meminta adanya strategi seperti dalam kemiliteran dan manajemen.
Dalam dua-tiga dasawarsa terakhir ini terjadi perkembangan sangat pesat dari statistika, baik sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri maupun sebagai suatu ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam berbagai bidang ilmu-pengetahuan bukan statistika, teknologi, penelitian & pengembangan dan berbagai keperluan praktis dalam kegiatan dari berbagai lembaga. Dari tahun ke tahun makin banyak saja bidang-bidang bukan-statistika menerapkan statistika sebagai suatu “alat bantu” atau “bahasa ilmu” yang dapat diandalkan.
Perkembangan melahirkan berbagai aliran pemikiran dalam statistika yang tidak jarang menimbulkan debat dan polemik di kalangan ilmuwan statistika sendiri. Di antaranya yang terkenal ialah debat antara aliran Fisher lawan aliran Bayes. Beberapa konsep ada yang masih dalam kontroversi.
Sumbangan dari Kemajuan Teknologi Informatika
Perkembangan yang terjadi dalam dua-tiga dasa warsa terakhir ini dapat dikatakan tidak terlepas dari meningkatnya tantangan berupa masalah-masalah nyata yang makin kompleks dari dunia praktik dan perkembangan pesat fasilitas komputasi, baik dalam hal piranti kerasnya maupun lunaknya.
Dengan kemajuan pesat fasilitas komputasi yang makin ‘sophisticated’, berkemampuan serta berkecepatan proses tinggi, tetapi personal dan ramah maka banyak konsep statistika yang tadinya untuk sementara ‘digantung’ dalam bentuk teori-teori beraroma matematis yang elegan - yang bagi kebanyakan pengguna sukar dicerna - kini menjadi operasional untuk diterapkan terhadap data empiris. Ringkasan-ringkasan data juga makin terbuka untuk disajikan dalam bentuk graf. Ini melahirkan cabang-cabang baru seperti “Komputasi Statistis” dan “Grafika Komputer”.
Statistika Deskriptif yang semula di mata tidak sedikit orang (bahkan ada di kalangan ilmuwan statistika sendiri) dipandang sebagai kurang ‘gaya’ dibandingkan dengan Statistika Inferens kini dapat direvitalisasi. Ini misalnya melahirkan “Exploratory Data Analysis” dalam pandangan “let the data speak for themselves”, yang dipandang lebih realistik daripada a priori memegang sejumlah pertimbangan dan anggapan yang diperlukan dalam menganalisis suatu gugus data. Untuk menerapkan suatu teori sebaran peluang-peluang peubah acak pengguna statistika tidak hanya berhadapan dengan sederet anggapan-anggapan untuk bidang masalah tetapi juga dengan pertimbangan dan anggapan statistis yang harus dipenuhi juga sebagai syarat keabsahan penerapan suatu teknik atau metode statistika.
Dengan kemajuan fasilitas komputasi beberapa cabang statistika seperti yang bekerja dengan sebaran bebas, yaitu statistika non-parametrik dan Model-model Nonlinear (yang dalam komputasi memerlukan iterasi atau simulasi matematis) telah banyak berkembang. Dari semua kemajuan yang telah dicapai tadi dapat didudukkan kembali salah satu fungsi statistika, yaitu sebagai suatu alat untuk penelitian dan pengembangan. Ini tidak hanya dapat diterapkan untuk suatu penelitian dari orientasi “deduktif – induktif” tetapi juga untuk orientasi sebaliknya, yaitu “induktif – deduktif”. Hal ini masih banyak tidak dikira oleh kebanyakan pengguna statistika.
Penerapan Statistika
Dalam usianya yang nisbi masih muda statistika kini sudah meluas diterapkan dalam berbagai bidang ilmu-pengetahuan, teknologi dan manajemen. Beberapa bidang ilmu-pengetahuan bukan statistika bahkan menerapkan teknik-teknik statistika tertentu dengan intensif dan menuntut penamaan sendiri menurut bidang penerapan:

biometrika, biostatistika, genetika statistis, psikometrika, statistika pendidikan, environmetrika, fisika statistis, teknometrika, statistika industri, ekonometrika, sosiometrika dan sebagainya.

Pengguna tiap cabang statistika terapan tadi ada yang menuntut untuk teknik-teknik statistika tertentu yang populer digunakan di bidangnya.
Sementara itu, sebagai suatu bidang ilmu, statistika juga berkembang dan melahirkan berbagai cabang dalam ilmu statistika baik untuk aspek-aspek teoritisnya maupun penerapannya. Tidak sedikit dari konsep-konsep statistika terkembangkan dari hasil antisipasi pemikiran statistis terhadap masalah-masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antara penerapan konsep teoritis statistika baru berkembang kemudian karena adanya kendala, seperti dukungan dari bidang ilmu matematika dan ketersediaan piranti keras maupun lunak untuk pengkomputasian statistis.
Kegunaan statistika dalam berbagai bidang ilmu-pengetahuan telah lama dirasakan dan disadari dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Mahasiswa dari beberapa program studi bukan statistika tertentu perlu dibekali dengan pengetahuan statistika. Hal ini terlihat dari penyantuman satu atau beberapa matakuliah statistika dalam kurikulum program-program studi dari beberapa bidang ilmu-pengetahuan seperti pertanian (termasuk peternakan, perikanan & kelautan, kehutanan, teknologi pertanian dan kedokteran veteriner), matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, teknik, ekonomi, psikologi, ilmu sosial dan ilmu politik dan kependidikan.
Pemberian satu atau lebih matakuliah dalam statistika dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar mampu menggunakan statistika sebagai suatu ‘alat’ atau ‘bahasa’ bantu dalam memahami dan mengembangkan sendiri konsep-konsep dalam bidang-bidang ilmu minatnya sendiri dan sebagai ‘alat’ berharga untuk penelitian dan pengembangan dalam suatu bidang ilmu-pengetahuan dan teknologi.
Sayang, dari pengalaman selama ini pengajaran statistika sering kurang ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang cara bernalar statistis serta peranan dan kegunaannya dalam usaha penemuan jawaban bagi suatu masalah nyata di berbagai bidang ilmu-pengetahuan atau bahkan dalam keperluan praktis sehari-hari.
Perstatistikan
Dalam buku larisnya Statistics; Concepts and Controversies David S. Moore (1997) membagi berbagai kegiatan dalam perstatistikan ke dalam aspek-aspek:
Pemproduksian data
Pengorganisasian data
Penarikan simpulan dari data
Hal itu tampaknya sejalan saja dengan penggolongan masyarakat perstatistikan di Indonesia secara umum yaitu: produsen statistik, konsumen statistik dan pengembang statistika. Pemilahan tersebut adalah posisional yaitu menurut situasi, keadaan dan kesempatan yang ada sesuai dengan minat dan kemampuan seseorang dalam suatu aspek dari perstatistikan atau cabang statistika.
Pemproduksian data
Beberapa pertanyaan relevan yang perlu diperhatikan dalam aspek kegiatan pemproduksian data antara lain adalah:
Data apa saja yang dikumpulkan, dipantau, diakses, dikutib dan sebagainya? Terhadap apa atau siapa saja? Mengapa atau untuk tujuan apa data itu dikumpulkan? Bagaimana atau apa metode serta prosedur pengumpulan data yang digunakan? Kapan atau kapan saja pengamatan-pengamatan dalam pengumpulan data dilakukan? Apa instrumen (berikut spesifikasinya) yang digunakan dalam pengamatan? Dioperasikan oleh siapa?
Pada dasarnya data dikumpulkan untuk memperoleh informasi berharga yang:
(i) dibutuhkan,
(ii) komprehensif,
(iii) jelas,
(iv) sah,
(v) terukur/ternilai,
(vi) seksama,
(vii) tidak bias,
(viii) teliti,
(ix) terverifikasi dan tervalidasi,
(x) tepat waktu dan
(xi) dapat diakses cepat dan mudah.
Beberapa konsep atau aspek statistis mengenai rancangan kajian dalam bentuk sebagai pengantar dibicarakan dalam Blog 6. Bahan tersebut menyinggung masalah-masalah dalam pengumpulan data dengan metode survei contoh peluang, percobaan contoh (randomized dan quasi) dan kajian observasional/ kasus.
Pengorganisasian data
Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam aspek pengorganisasian data antara lain adalah
(i) Penanganan data: penyuntingan, penyandian, pemasokan data ke dalam media elektronik, penyuntingan,
verifikasi, validasi, kompilasi dan seterusnya sampai tersediakan berkas database bersih siap analisis.
(ii) Analisis data pada dasarnya adalah untuk memproduksi ringkasan data siap saji untuk ditafsirkan dan
disimpulkan sebagai ‘jawaban’ atas`’pertanyaan’ seperti tersirat atau tersurat dalam rumusan masalah,
pernyataan masalah atau pernyataan hipotesis dan tujuan kajian.
Sebagian besar dari isi buku ini membahas asas-asas, landasan-landasan dan penerapan analisis data, yaitu diusahakan melalui teladan-teladan dengan data empirik.
Penarikan simpulan dari dataSimpulan statistis bukanlah ‘ultimate results’. Melalui teladan-teladan yang diberikan buku ini hanya membeberkan tafsiran-tafsiran dan simpulan-simpulan statistis yang dapat mengantarkan kepada tafsiran-tafsiran dan simpulan-simpulan lebih lanjut menurut ‘bahasa’ bidang masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar